Bila selama ini rasa sakit sangat hebat ketika proses persalinan dianggap hal yang wajar, bahkan perlu dan wajib dirasakan seorang ibu agar pengalaman bersalin menjadi “lengkap”, kini paradigma itu tak berlaku lagi. Karena rasa sakit pada proses persalinan ternyata, selain mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri, juga menimbulkan sejumlah efek pada ibu, antara lain menimbulkan kecemasan, ketakutan dan penderitaan yang bersifat traumatis.
Dari paradigma itulah kemudian muncul metode persalinan yang tenang dan santun, dan memanfaatkan semua unsur alami, yang disebut gentle birth. Tenang, karena ibu dalam kondisi relaks. Santun karena ibu diminimalkan rasa sakitnya, bahkan bisa tanpa merasakan rasa sakit sehingga tak terjadi kehebohan dan drama selama proses persalinan.
Gentle birth atau melahirkan sendiri tanpa bantuan ahli medis merupakan cara melahirkan yang saat ini mulai kembali populer dan menjadi buah bibir. Gentle birth dinilai lebih baik karena dapat membuat ikatan mental antara ibu dan anak menjadi lebih kuat. Selain itu, melahirkan dengan cara ini dapat meminimalkan rasa nyeri dan menghilangkan trauma karena proses melahirkan dibuat lebih tenang dan rileks bagi sang ibu, itulah inti kekuatan dari metode ini.
Metode ini didasarkan pada sebagaimana di dalam salah satu butir Millenium Development Goals yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) adalah untuk menurunkan angka kematian anak terutama bayi yang baru lahir. Salah satu faktor yang bisa menurunkan angka kematian newborn baby adalah dengan menurunkan trauma-trauma yang dialami oleh ibu bersalin. Menurut penelitian dari Dr. William Emerson Ph.D., 95% persalinan yang terjadi di Amerika bersifat traumatis. 50% trauma sedang dan 45% trauma berat.
Gentle birth dapat dilakukan sendiri di rumah, atau pun di klinik yang menyediakan jasa gentle birth. Salah satu metode yang digunakan misalnya dengan otohipnosis atau pun dengan berendam di dalam air (waterbirth)
Proses persalinan dengan metode gentle birth ini memang sudah dipersiapkan dari jauh hari sebelum Sang Ibu melahirkan. Dibantu dengan kelas kelas seperti hypnobirthing, taichi, teknik pijat hingga meditasi. Ini berguna untuk mempersiapkan jiwa dan mental ibu ketika melahirkan nanti. Kemudian sesaat sebelum kita melahirkan, kita akan masuk ke sebuah kolam buatan berisi air hangat dan melakukan proses persalinan di sana.
Namun bagaimana pandangan ahli medis sendiri tentang metode melahirkan gentle birth?
Spesialis obstetri dan ginekologi, Febriansyah Darus mengatakan, gentle birth boleh boleh saja dilakukan, asalkan sebelumnya ibu dan keluarganya sudah melakukan persiapan persiapan tertentu.
Sebelum memilih gentle birth sebagai metode melahirkan, memang sebelumnya ibu harus mengerti betul tentang proses dan risikonya. Sebelumnya juga harus diajarkan bagaimana mengelola stres selama kehamilan dan menjelang melahirkan.
Dan yang perlu digaris bawahi adalah, tidak disarankan memilih metode gentle birth jika memang sudah ada kendala dalam kehamilan.
Mendekati waktu melahirkan, perlu langkah persiapan yang matang meliputi tempat persalinan di rumah hingga pendaftaran ke rumah sakit terdekat guna mengantisipasi kemungkinan bantuan medis darurat jika ada sesuatu yang tidak diinginkan selama proses melahirkan.
Persiapan ahli medis ini penting, karena kemungkinan terjadi hal yang tidak diinginkan ada. Selain itu jarak yang ditempuh untuk mencapai ahli medis juga sangat disarankan dekat agar cepat.
Gentle birth yang cukup banyak dilakukan di Indonesia adalah persalinan air (waterbirth) dan hypnobirthing. Meski dilakukan di rumah, kita tetap harus didampingi oleh bidan yang memiliki pengalaman dan juga punya sertifikasi untuk memandu kita melakukan waterbirth maupun hypnobirthing. Memang ada surat edaran waterbirth tidak direkomendasikan oleh POGI, tapi bukan berarti tidak boleh.
Selain itu, air yang hangat dan nyaman untuk ibu pun membuat sakit berkurang dan menyalurkan energi ketenangan. Beberapa ibu pun merasa lebih tenang karena banyak kisah waterbirth yang berhasil menghindari robekan perineum.
Berikut adalah sejumlah prinsip yang perlu dipahami dalam persalinan Gentle Birth
1. Cahaya lampu harus redup.
Dengan cahaya temaram, sang ibu akan merasa lebih santai dan aman, bahkan lebih mudah mengakses alam naluriahnya. Apabila si ibu menghadapi proses persalinan dengan tenang, tentu si bayi pun merasakan hal yang sama.
2. Menangkap dan memindahkan bayi baru lahir lebih lembut.
Cara tersebut kerap dilanggar dalam proses persalinan di rumah sakit. Dalam Gentle Birth, tidak ada paksaan atau tarikan, baik di kepala, bahu maupun tubuh sang bayi ketika lahir.
Justru sebaliknya bayi kerap dirangsang sedemikian rupa, sehingga menangis keras. Kita sering menganggap menangis keras adalah indikator bayi sehat. Padahal, bisa jadi indikator trauma, mengingat syaraf bayi 1.200 kali lipat lebih sensitif dibanding orang dewasa.
3. Membuat suasana hening di dalam kamar bersalin.
Di rumah sakit, satu ibu bisa 'dikeroyok' beberapa bidan yang semuanya memberi aba aba seperti pendukung sepak bola. Sementara itu, dalam Gentle Birth, orang-orang yang berhak masuk ke ruang persalinan adalah orang-orang terdekat sang ibu.
4. Kebebasan bergerak untuk ibu.
Ibu yang sedang menghadapi proses persalinan dapat memilih setiap posisi yang mereka inginkan dan membuat nyaman selama persalinan. Proses persalinan ibaratnya sama dengan proses ketika seorang manusia buang air besar.
Bagaimana posisi Anda ketika sedang buang air besar? Apakah Anda dapat buang air besar dengan lancar jika posisinya adalah tidur telentang? Atau Anda harus duduk atau jongkok agar bisa buang air besar dengan lancar dan nyaman?
Selain memungkinkan ruang yang optimal bagi bayi untuk bergerak ke bawah dan melalui panggul, kebebasan bergerak serta posisi persalinan yang bebas juga membantu sirkulasi ibu menjadi lebih baik.
5. Membiarkan tali pusat utuh atau menunda memotongnya.
Masalah penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat ini sebenarnya sudah disetujui WHO, namun masih sedikit rumah sakit bersalin yang mempraktikkannya.
6. Bayi harus segera berada di pelukan ibunya
Ini harus segera dilakukan setelah bayi lahir, dengan menunda semua prosedur yang dapat mengganggu fase ikatan tersebut.
Seperti yang kita tahu, bayi yang baru lahir akan langsung dipotong tali pusarnya, lalu segera dipisahkan dari dekapan ibunya untuk dilakukan observasi di inkubator atau di ruang bayi.
7. Membiarkan bayi merangkak di dada ibunya untuk menyusu.
Dalam Gentle Birth, IMD (Inisiasi Menyusu Dini) setelah bayi lahir merupakan kewajiban. Kecuali jika sang bayi mengalami asfiksia atau kondisi darurat yang memaksa bidan untuk segera melakukan tindakan demi menyelamatkan sang bayi.
8. Menyediakan air hangat mendekati suhu rahim.
Ini penting pada persalinan water birth. Bayi yang diperlakukan dengan penuh kelembutan, maka ekspresi wajahnya menunjukkan ketenangan, dan kadang-kadang bayi lahir dengan kondisi tersenyum.
Demikian informasi mengenai persalinan menggunakan metode gentle birth, semoga informasi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
0 comments:
Post a Comment